Kamis, 08 Maret 2012


ADAB MAKAN DAN MINUM
(Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan)
            Pagi-pagi sekali aku sudah siap-siap untuk pergi ke suatu tempat bencana yang sampai sekarang belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Aku dan teman-teman SMPN 2 Kendal yang khususnya kelas 8c akan berkunjung ke tempat kejadian dan menginap untuk beberapa hari.
            Tepat pukul 07.00 aku sudah sampai di sekolah. Di sana semua teman-teman ku sudah berkumpul. Tak lupa juga beberapa guru juga mengikuti acara sosial ini. Di acara sosial ini di pimpin oleh wali kelas ku sendiri dan wakilnya ketua kelas ku.
            “Ayo-ayo semua berkumpul. Kita sudah di tunggu warga yang di sana.” Suara Pak Budi selaku pemimpin kesiswaan berteriak memberi komando supaya kami semua bisa berkumpul.
            “Sebelum kita berangkat menuju tempat bencana , lebih baik kita berdo’a terlebih dahulu. Berdo’a mulai.” Suasana hening sebentar. “Selesai.”
            Kami semua berlari ke bis masing-masing untuk mencari tempat duduk. Aku dan teman ku Arni mendapat tempat duduk di bagian tengah.
Fikar selaku ketua kelas mendekati ku. “Fit , apakah semua barang sudah kamu teliti kembali?.” Haduh sampai lupa deh. Aku di sini sebagai seksi barang. Jadi kalau ada satu barang yang tertinggal pasti akan di marahin habis-habisan deh. Aku lupa belum meneliti barang lagi. Keringat dingin mulai keluar dari kulit ku.
            “Udah Fik tenang saja. Tadi sebelum Fitri datang , aku udah meneliti barang-barang.” Huh syukurlah Arma datang. Dia memang sahabat ku yang paling top cer deh. Kebetulan dia juga seksi barang seperti ku.
            Fikar berlalu dari hadapan ku dan Arma juga sudah kembali ke tempat duduknya yang tepat berada di belakang ku. Sudah 3 jam lebih kami semua menempuh perjalanan. Setiap perjalanan , masih banyak sekali tumbuhan yang berdiri kokoh di pinggir jalan. Maklum di pedesaan. Kalau di perkotaan tak mungkin banyak pohon yang berdiri kokoh di sepanjang jalan. Udara pun masih sangat sejuk sekali. Mungkin polusi yang berada di desa ini masih sedikit , karena untuk transportasi saja masih memakai andong , becak , dan sepeda. Hanya orang-orang tertentu saja yang menggunakan mobil dan kendaraan.
            ****


            Akhirnya sampai juga di tempat kejadian. Sungguh miris sekali melihat kondisi tempat ini. Rumah-rumah sudah habis di terjang wedus gembel. Mungkin tak cuma rumah saja yang habis di terjang wedus gembel. Nyawa pun juga ikut di terjangnya.
            “Hey ngalamun aja. Kesambet hlo.” Arni menyikut perut ku. Sebenarnya sakit banget , tapi mungkin ini cara dia supaya aku terbangun dari lamunan ku.
            “Hehehe iya.” Aku berlalu meninggal Arni sendiri di salah satu tenda yang akan di gunakan untuk tidur teman-teman yang akan bergantian jaga.
            Barang-barang yang berada di bagasi bus aku keluarkan satu persatu. Dari nasi , mie , telur , minyak , susu , beberapa helai pakaian dan obat-obatan. Saat aku menurunkan barang-barang itu , ada anak kecil yang menghampiri ku meminta susu. Sungguh malang nasib bocah ini. Kurus sekali. Aku sungguh tak tega melihatnya. Ku beri satu botol susu yang sudah jadi untuk di minumnya.
            Setelah barang-barang selesai di turunkan dan di masukan ke tenda. Aku dan teman-teman yang lain berkumpul untuk berbagi tugas.
            “Teman-teman , kita kan sudah melihat bagaimana kondisi sodara-sodara kita yang berada di sini. Aku dan Bu Har beserta guru-guru yang lainnya sudah berdiskusi bahwa nanti kita akan di bagi menjadi 4 kelompok.” Fikar menjelaskan dengan sangat halus dan tegas. “Kelompok pertama adalah kelompok mengajar. Kelompok mengajar terdiri dari Denis , Jeje , Nio , Ila , aku , dan Dhia. Tugas kalian adalah mengajari sodara-sodara kalian menulis dan membaca. Kelompok kedua adalah kelompok memasak. Tanza , Wahyu , Tantra , Fisti , Ikhlas , Ana. Kelompok ke empat adalah kelompok yang mengajari mereka tata cara makan dan minum. Mungkin menurut kalian itu masalah sepele. Tetapi kalau bisa di lihat , mereka makan dengan cara yang tidak benar. Bila , Arni , Arma , Ardi , Fitri, Zaki. Sisanya membantu-bantu pekerjaan teman-teman kalian.” Rapat selesai dan tugas di laksanakan.
              Benar juga kata Fikar. Mereka belum tahu tata cara makan dan minum dengan benar. Dengan sabar aku mengajari mereka.
            “Ayo sebelum kita makan , kita harus cuci tangan terlebih dahulu.”
            “Kenapa harus cuci tangan terlebih dahulu?.” Salah satu anak kecil bertanya dengan polosnya.
            “Begini adik-adik. Apakah kalian tahu bahwa tangan kalian itu bersih atau tidak. Dari pada nanti kalian sakit karena kuman yang berada di tangan kalian itu masuk ke tubuh lebih baik kita mencuci tangan terlebih dahulu. Dan nanti setelah makan , kita juga harus cuci tangan lagi. ”


BERDO’A SEBELUM DAN SESUDAH MAKAN
            Oke adik-adik. Setelah kita mencuci tangan , kita berdo’a terlebih dahulu sebelum makan.
            “Kakak…” Tiba-tiba ada seorang anak kecil menarik baju ku dari belakang.
            “Iya ada apa adik ?.” Aku berusaha menjawab dengan sehalus mungkin.
            “Kakak , ajari aku dong membaca do’a sebelum makan ?.” Dengan tampang yang lugu anak kecil itu berbicara dengan ku.
            “Dengan senang hati sayang. Sekarang kamu duduk di tempat kamu lagi. Kita membaca do’a bersama-sama. Gimana setuju ?.”
            “SETUJU!!!.” Anak itu berteriak sambil berlari untuk pergi ke tempatnya.
            “Adik-adik sekarang kita berdo’a bersama-sama.” Aku berdeham terlebih dahulu. “Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar. Sekarang adik-adik boleh makan.”
            Ku lihat adik-adik ku sedang lahap makan. Aku berlari menuju tenda sebelah untuk para orang tua. Di sana sudah ada Bila , Arni , Ardi.  Kebetulan mereka yang bertugas di bagian orang tua.
            “Gimana Fit adik-adik kita ?.” Kata Bila.
            “Alhamdulillah kalau di kasih tahu pada nurut semua. Jadi aku gak terlalu susah juga. Gimana kalau kamu ?.”
            “Kalau aku si santai saja. Sebagian orang tua di sini sudah tahu tata cara makan dan minum dengan baik. Jadi gak terlalu susah juga. Hehe.”
            “Ya udah. Aku ke tenda dulu ya.”
            Aku berjalan menuju tenda untuk anak-anak. Ku lihat , adik-adik masih menikmanti makanannya. Sungguh teramat sangat menyentuh hati. Mereka semua tak ingin meninggalkan 1 butir nasi pun di piringnya. Sedangkan aku , biasanya menyisakan butir-butir nasi yang banyak untuk di buang. Mulai sekarang , aku tak akan pernah menyisakan nasi sedikit pun di piring. Bagaimana pun 1 butir nasi susah di dapat kalau bukan dengan uang.
****



Menggunakan tangan kanan dan tidak menggunakan tangan kiri
            Dari pada aku bengong melihat semuanya makan. Lebih baik aku berjalan keliling untuk melihat-lihat adik-adik apakah makan dengan benar. Kira-kira semuanya tahu kalau makan itu menggunakan tangan kanan. Eits … ternyata dugaan ku salah besar. Ada 2 orang yang makan dengan menggunakan tangan kiri. Sebelum itu terlanjut terlalu lama , aku secepatnya member tahu mereka.
            “ADIK-ADIK TOLONG BERHENTI SEBENTAR MAKANNYA.” Kata ku sembari berteriak.
            “Kenapa kakak ? Kita semua masih lapar.” Kata salah satu anak kecil yang berada di depan ku.
            “Iya Fit. Kasihan adik-adik kita.” Kata Arma
            “Begini adik-adik. Sebelumnya maaf kakak sudah menyuruh kalian berhenti makan. Kakak mau tanya. Apakah kalian itu tahu kalau makan itu tidak boleh menggunakan tangan kiri ?.” sunyi…..
            “Ehem. Kakak lihat , ada salah satu dari kalian kalau makan masih menggunakan tangan kiri.”
            “Emang kenapa kakak? Kan ini sama-sama tangan.” Kata Syafiq yang makannya menggunakan tangan kiri. Mungkin dia merasa kalau ada yang salah.
            “Rasulullah saw bersabda , apabila salah seorang dari kalian makan , maka hendaklah makan dengan menggunakan tangan kanan dan apabila dia minum , minumlah dengan tangan kanan. Karena setan apabila dia makan , makan dengan tangan kiri dan apabila minum , minum dengan tangan kiri. (HR.Muslim). Jadi kalau makan sebaiknya menggunakan tangan kanan. Memangnya kalian mau seperti setan kalau makan menggunakan tangan kiri?.”
            “Tidak kakak.”
            “Ya sudah sekarang di lanjutkan dulu makannya. Jangan lupa , pakai tangan kanan.”
            “SIAP KAKAK.” Semuanya serempak menjawab.
            “Kok tadi kamu menjelaskan tentang itu?. Emang tadi ada yang makan menggunakan tangan kiri.”
            “Iya. Tadi ku lihat 2 orang anak laki-laki makan dengan menggunakan tangan kiri. Salah satunya tadi yang bertanya sama aku.”
***


Makan dan Minum sambil duduk
            “Kok kamu berdiri?.”
            “Iya kakak. Soalnya aku tidak terbiasa makan sambil duduk. Dulu kalau makan aku selalu berdiri di pinggir jalan.”
            Hati ku sangat tersentuh sekali. Ternyata masih banyak orang-orang di luar sana yang membutuhkan bantuan kita. Bantuan itu belum tentu barang , tetapi ilmu.
            “Tetapi di dalam islam tidak boleh makan sambil berdiri. Rasulullah bersabda , dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang minum sambil berdiri. (HR Muslim no. 2004 , Ahmad no. 11775 dll)
            “Ooo iya. Berarti sekarang aku mau duduk saja.”
            “Iya itu harus dan wajib.”
            Aku pergi meninggalkan anak itu di dalam tenda.

















Di larang meniup makanan dan minuman yang panas
            “Haduh panas sekali tehnya.” Kata seorang perempuan muda yang duduk di belakang.
            “Kalau panas jangan di tiup. Tarulah minuman itu terlebih dahulu.”
            “Kenapa tidak boleh kakak?.”
            “Nanti malah kamu terkena penyakit.”
            Dengan sabar dan sebisa mungkin aku menjawab semua pertanyaan adik-adik ku. Mungkin di usia mereka yang sekarang , mereka lebih senang bertanya untuk mengetahui apa yang ingin dia ketahui.
            Tiba-tiba aku meneteskan air mata saat melihat adik-adik ku. Aku ternyata masih beruntung bisa berkumpul dengan keluarga. Bisa bercanda bersama. Tidak akan merasakan kekurangan kasih sayang. Harta benda masih utuh. Tak seperti mereka. Mereka kekurangan kasih sayang , harta , benda dan juga nyawa. Aku ingin membagi rezeki untuk mereka. Tetapi hanya ini lah yang bisa aku beri. Pengetahuan tentang tata cara makan.
            Saat aku sedang duduk di tenda , ada yang mencolek aku dari belakang. Ternyata si Arma.
            “Kamu terlihat capek Fit. Istirahat saja dulu di tenda panitia.”
            “Aku tidak capek. Tetapi aku begini karena merasa prihatin dengan masa depan adik-adik kita.”
            “Aku juga merasa begitu. Sudah beberapa bulan mereka di sini. Tetapi dari pemerintah tak membuka sekolah tenda khusus mereka semua yang terkena bencana.”

*****








Tidak mencela makanan

            “Bantu aku masak buat panitia dong?.” Kata Ana
            “Oke aku bantu. Menunya apa saja ?.”
            “Sayur bayam sama tempe.”
            “Oke aku ke tenda dulu ambil bahan-bahan.”
            Aku berjalan menuju tenda panitia. Di sana ada kulkas untuk menyimpan berbagai kebutuhan. Kebetulan aku panitia tentang penyediyaan bahan pangan , aku juga yang mengatur jumlah yang akan di masak. Susah-susah gampang menjadi pantia penyediyaan pangan. Kalau stok makanan habis harus turun ke kota. Padahal jarak antara lokasi demean kota lumayan jauh. Harus naik kendaraan terlebih dahulu. Sudah gitu , jalannya juga jelek-jelek.
            Sesampainya di tenda , aku mendapat kata-kata yang kurang mengenakan di telingaku.
            “Eh nanti makannya yang enak ya? Kalau gak enak , aku gak bakalan makan.” Kata Cristy.
            “Ya.” Dengan cuek aku menjawab.
            Di tenda memasak semuanya sudah mulai bekerja. Aku membantu membuat bumbu untuk tempe goreng dan memotong-motong tempenya.
            “Makanan sudah siap.” Kata pak ketua. Hehe
            “Oke sekarang kita bagikan ke teman-teman.”
            Ku beri satu persatu sepiring nasi.
            “Huek..apa ini ? makanan kok asin banget.” Kata Cristy
            “Eh kalau gak suka gak usah makan. Pakai acara ngehina segala. Bantu aja gak ?.” kata ku.
            “Sudah , sudah. Kamu Crsity !.” Mata Ana melotot “Kalau dari awalnya gak suka gak usah di makan. Di dalam islam tidak boleh menghina makanan.”
            “Iya deh maaf.”




Berdo’a sesudah makan
           
            Aku dan teman-teman makan bersama di satu tenda yang besar. Semua berkumpul jadi satu. Termasuk guru-guru juga.
            “Emm kenyang aku.” Kata Bila yang memang doyan banget makan.
            “Aku juga sudah kenyang.” Kata Arma yang juga doyan makan.
            “Oke semua sudah selesai makannya?.”
            “SUDAH.” Semuanya menjawab demean kompak.
            “Sekarang kita berdo’a terlebih dahulu sebelum kita kembali ke tenda sodara-sodara kita.”
            “Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja'alanaa muslimiin.”
Selesai membaca do’a , kami semua kembali ke tenda.

Minggu, 05 Februari 2012

PERINGATAN MAULID NABI DI SMPN 2 KENDAL


Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1433H
Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiulawal tahun gajah.  Di sebut tahun gajah karena waktu itu ada perang gajah. Di abadikan pada surat Al-Fil.
Penceramah : Drs Kyai H.Duri Azhari
URAIAN NABI MUHAMMAD SAW
5T = Terkenal , Terhormat , Terpandang , Terpuji , Terkenang. Kalau ingin seperti itu , kita harus Takmin , Takbir , Tawaduk , Takwirah , Baca Al-Qur’an.
Orang yang cepat menjawab tanpa berpikir dahulu , itu temannya setan. Orang yang tidak sholat , tidak selamat di akhirat.
Sholat sama masjid dahulu mana ?
Kalau di Mekah dahulu masjid (Syariah). Tetapi kalau di Indonesia dahulu sholat (Masyarakat). Tetapi sebenarnya yang betul yang dahulu Masjid , karena masjid adalah tempat orang sholat.
Tingkat Masjid : Masjidil Haram (Mekah)
                                Masjid Nabawi (Madinah)
Ngaji = yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.
Yang di senangi Nabi dahulu baru agama. Karena Islam yang membawa Nabi Muhammad.
Bedanya senang dan mantab.
Senang = Mata
Mantab = Rasa
Yang saya sayangi dari Nabi Muhammad : Disebut di bawah nama Allah , Mukjizat , Memberi Shafaat.
Agama Islam A2 = Apal , Amal
Perbedaan prinsip = 1. Sholat : Ada larangan
                                       2. Sholawat : Tidak ada larangan.
Tingkat Sholawat = Makadah ,Ibadah , Mariyah , Akidah.
Allahuakbar : Takbiratuihram , Adzan , Hatamah , Khotib.

Sabtu, 21 Januari 2012

Rabu, 18 Januari 2012

Perbedaan antara Rasul Ulul Azmi dengan Rasul yang mendapat gelar ulul azmi artinya orang yang teguh dalam Pendirian, teguh dalam memegang prinsip, teguh dalam menghadapi cobaan, Dan sabar dalam menanggung ujian, baik ujian ringan maupun berat sekalipun Dengan kata lain , nabi ulul azmi ialah seorang nabi dan rasul Allah yang Diberi kelebihan yang luar biasa oleh Allah SWT. Dalam segala bidang untuk Menjalankan tugasnya kerasulannya. Rasul Allah dalam menjalankan tugasnya selalu saja menghadapi cobaan dan Ujian. Misalnya: nabi muhammad saw. Dalam dakwahnya di mekah di mekah Senantiasa mendapat cobaan dan cobaan, ujian gangguan, dan rintangan, Bahkan cemoohan dari orang-orang karir Quraisy. Namun nabi muhammad saw. Tidak pernah putus asa ataupun membalas cemoohan mereka, beliau tetap Tegar dan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan itu. Juga Nabi Nuh a.s. Diuji Allah dengan banjir bandang yang menengelamkan seluruh umatnya, Kecuali umat yang mau mengikuti ajaran agama Allah, bahkan anaknya Sendiri durhaka kepadanya.